Thursday, December 18, 2014

Cara Mengambil File Otomatis Di Komputer Teman Pake Flasdisk



Ok kali ini saya akan mempostingkan bagai mana cara mengambil file documen di komputer teman rekan2.
Misalkan rekan2 mempunyai teman yang sangat ngopet ( pelit ),Terus posisi nya rekan2 sedang mau ujian,nah teman rekan2 yang agak stres itu punya kunci jawabannya.tapi dia ga mau ngasih ama siapapun.Kurang ajar ga tu teman kaya gitu..hehehehe.
Sekarang rekan pikirin gmana caranya biar rekan2 bisa dapetin kunci jawabannya itu,Apakah dengan cara rekan2 sembunyi2 masuk ke kamar nya pada malam hari sambil bawa flash disk untuk copas file yang ada di komputernya.Kalo caranya kaya gtu menurut saya teralu nekat.yang ada ntar rekan2 malah di teriakin maling lagi..hehehehe.

PENYIMPANGAN BAHASA DI KALANGAN REMAJA



PENYIMPANGAN BAHASA DI KALANGAN REMAJA

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, dengan judul Penyimpangan Bahasa Di Kalangan Remaja” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari perhatian, bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sungguh berarti bagi penulis. penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.      Ibu Siti Rumilah, M.Pd selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan,dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2.      Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari akan keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis mengharapkan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Walaikumsalam Wr. Wb.

Surabaya, 02 November 2014
Penulis





Bahasa indonesia merupakan bahasa resmi bangsa indonesia. Dalam kiprahnya sebagai bahasa resmi negara, bahasa indonesia memiliki kaidah dan tatanan yang telah disempurnakan ejaannya. Bahasa indonesia yang sudah dikenal sejak zaman dahulu merupakan bahasa Nasional masyarakat indonesia yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari.
Bangsa indonesia sudah sangat berkembang  dalam berbagai bidang meliputi teknologi, ekonomi, budaya, perkembangan itu sangat mempengaruhi generasi muda zaman sekarang. Genersi muda sekarang cenderung mengikuti model dan tidak memikirkan kesopanan dan tata tertib, dari cara berpakain, prilaku, sampai bahasa yang mereka gunakan . generasi muda zaman sekarang jarang menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehri-hari. Hal tersebut dipengaruhi oleh penggunaan bahasa indonesia oleh para pesohor negeri yang menjadi sorotan media massa baik cetak maupun elektronik.
Bahasa indonesia yang baik dan benar sangatlah penting bagi masyarakat indonesia khususnya para remaja zaman sekarang untuk berkomunikasi. Tetapi remaja sekarang sudah tidak lagi menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar bahkan mereka menggunakan bahasa gaul yang sedang marak dizaman sekarang, maka dari itu saya tertarik untuk menganalisis penyimpangan bahasa dikalangan remaja, dan apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan bahasa tersebut.

1.      Bagaimana bentuk penyimpangan bahasa dikalangan remaja ?
2.      Faktor-Faktor yang mempemgaruhi penyimpangan bahasa dikalangan remaja ?

1.      Mengetahui bentuk penyimpangan bahasa dikalangan remaja.
2.      Mengetahui Faktor-Faktor pemerolehan penyimpangan bahasa dikalangan remaja.



Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada masyarakat khususnya remaja dan mahasiswa tentang penyimpangan bahasa dikalangan remaja, sehingga timbul upaya masyarakat khususnya remaja dan mahasiswa untuk tetap menjaga dan melestarikan bahasa indonesia.
Hasil penelitian ini diharapkan membantu memperbaiki penyimpangan bahasa dikalangan remaja, agar para remaja tidak lagi menggunakan bahasa yang tidak benar. Memberikan manfaat bagi pembaca karena dapat digunakan sebagai alat bantu positif digunakan sebagai alat pembelajaran dalam mencapai tujuan bahasa indonesia yang baik dan benar.


BAB II

Penyimpangan Bahasa Indonesia merupakan kesalahan kebahasaan secara sistematis dan terus menerus sebagai akibat belum dikuasainya kaidah-kaidah atau norma sebagai bahasa indonesia yang baik dan benar.[1]
Penyimpangan berbahasa cenderung diabaikan dalam analisis kesalahan berbahasa karena sifatnya tidak acak, individual, tidak sistematis, dan tidak permanen (bersifat sementara). berbahasa berdasarkan penyimpangan kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu.
Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian ynang beragam yaitu :
Menurut Corder (1974) menggunakan 3 (tiga) istilah untuk membatasi Penyimpangan bahasa yaitu:
a)      Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan  diistilahkan “slip of the pen”. Penyimpangan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya.
b)     Error
adalah Penyimpangan bahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata bahasa (breaches of code Penyimpangan  ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga itu berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi Penyimpanngan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah[2].
c)      Mistake
Mistake adalah Penyimpangan  bahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu Penimpangan  ini mengacu kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2). Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar[3].
Burt dan Kiparsky tidak membedakan Penyimpangan bahasa, tetapi dia menyebut penyimpangan bahasa yaitu,
1.      goof, yakni: kalimat-kalimat atau tuturan yang mengandung Kesalahan.
2.      gooficon yaitu, untuk menyebut jenis kesalahan (sifat kesalahan) Dari kegramatikaan atau tata bahasa.
3.      goofing yaitu, penyebutan terhadap seluruh kesalahan tersebut, goof dan gooficon.
Menurut Dulay, Burt maupun Richard (1979) menjelaskan, kekhilafan akan selalu muncul betapa pun usaha pencegahan dilakukan, tidak seorang pun dapat belajar bahasa tanpa melakukan kekhilafan (kesalahan) berbahasa. Menurut temuan kajian dalam bidang psikologi kognitif, setiap anak yang sedang memperoleh dan belajar bahasa kedua selalu membangun bahasa melalui proses kreativitas. Jadi, kekhilafan adalah hasil atau implikasi dari kreativitas, bukan suatu kesalahan berbahasa[4].
Penyimpangan bahasa  adalah suatu hal yang wajar dan selalu dialami oleh anak (siswa) dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa kedua. Hal itu merupakan implikasi logis dari proses pembentukan kreatif siswa (anak).
Menurut (Corder; Richard, 1975).
Penyimpangan bahasa dipandang sebagai bagian dari proses belajar bahasa. Ini berarti bahwa Penyimpangan bahasa adalah bagian yang integral dari pemerolehan dan pengajaran bahasa.
Sekarang “Apa yang dimaksud Penyimpangan bahasa Indonesia?” Apabila Penyimpangan bahasa itu dihubungkan dengan pernyataan atau semboyan “Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar,” ada 2 (dua) parameter atau tolak ukur kesalahan dalam berbahasa Indonesia[5].
Pertama, pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia yang baik adalah penggunaan bahasa sesuai dengan faktorfaktor penentu dalam komunikasi. Inilah faktor-faktor penentu dalam komunikasi, antara lain:
1)      siapa yang berbahasa dengan siapa;
2)      untuk tujuan apa
3)      dalam situasi apa (tempat dan waktu);
4)      dalam konteks apa (partisipan, kebudayaan dan suasana);
5)      dengan jalur mana (lisan atau tulisan);
6)      dengan media apa (tatap muka, telepon, surat, koran, buku, media komunikasi lain: Hp, Internet);
7)      dalam peristiwa apa (bercakap, ceramah, upacara, lamaran pekerjaan, pelaporan, pengungkapan perasaan).
Kedua, pergunakanlah bahasa Indonesia yang benar. Parameter ini mengacu kepada penaatasasan terhadap kaidah-kaidah atau aturan kebahasaan yang ada dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kedua parameter tersebut, yakni: faktor-faktor penentu berkomunikasi dan kaidah kebahasaan yang ada dalam bahasa Indonesia. Berarti, penggunaan bahasa Indonesia yang berada di luar faktor-faktor penentu komunikasi bukan bahasa Indonesia yang benar dan berada di luar kaidah kebahasaan yang ada dalam bahasa Indonesia bukan bahasa Indonesia yang baik[6].
Oleh karena itu, kesalahan berbahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa Indonesia, secara lisan maupun tertulis, yang berada di luar atau menyimpang dari faktor-faktor komunikasi dan kaidah kebahasaan dalam bahasa Indonesia.
Menurut Tarigan (1997), ada dua istilah yang saling bersinonim (memiliki makna yang kurang lebih sama), kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran bahasa kedua. Penyimpangan bahasa adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa salahan (error) dan kekeliruan (mistake),
Kesalahan berbahasa dapat terjadi dalam setiap tataran linguistik (kebahasaan). Ada kesalahan yang terjadi dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan semantik. Kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh intervensi (tekanan) bahasa pertama  terhadap bahasa kedua. Kesalahan berbahasa yang paling umum terjadi akibat penyimpangan kaidah bahasa. Hal itu terjadi oleh perbedaan kaidah (struktur) bahasa pertama dengan bahasa kedua. Selain itu kesalahan terjadi oleh adanya transfer negatif atau intervensi Bahasa pertama pada Bahasa kedua. Dalam pengajaran bahasa, kesalahan berbahasa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya:
a.       Teman
b.      Pergaulan
c.       Lingkungan
(Tarigan, 1997), Burt, Dulay, maupun Krashen (1982) membedakan wilayah (taksinomi) kesalahan berbahasa menjadi kesalahan atau kekhilafan:
a. taksonomi kategori linguistik;
b. taksonomi kategori strategi performasi;
c. taksonomi kategori komparatif;
d. taksonomi kategori efek komunikasi.
Taksonomi kesalahan berbahasa itu, menurut Nurhadi (1990), dibedakan sebagai berikut.
Taksonomi kategori linguistik membedakan kesalahan berdasarkan komponen bahasa dan konsisten bahasa. Berdasarkan komponen bahasa, wilayah kesalahan dibedakan menjadi:
a. kesalahan tataran fonologi;
b. kesalahan tataran morfologi dan sintaksis;
c. kesalahan tataran semantik dan kata;
d. kesalahan tataran wacana.
Berdasarkan konstituen bahasa, kesalahan terjadi pada tataran penggunaan unsur-unsur bahasa ketika dihubungkan dengan unsur bahasa lain dalam satu bahasa. Misalnya frase dan klausa dalam tataran sintaksis atau morfem-morfem gramatikal dalam tataran morfologi[7].
Berdasarkan taksonomi kategori strategi performasi, kesalahan didasarkan kepada penyimpangan bahasa yang terjadi pada pemerolehan dan pengajaran bahasa kedua (B2). Pendeskripsian kesalahan ini seharusnya dipertimbangkan atau dihubungkan dengan proses kognitif pada saat anak (siswa) memproduksi (merekonstruksi) bahasanya.
Dalam kategori strategi performasi, tataran kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi 4 (empat) kesalahan. Berikut adalah keempat kesalahan kategori strategi performasi:
a.       Penanggalan (omission), penutur bahasa menanggalkan satu atau lebih Unsur-unsur bahasa yang diperlukan dalam suatu frase atau kalimat. Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.
b.      Penambahan (addition), penutur bahasa menambahkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan dalam suatu frase atau kalimat. Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.
c.       Kesalahbentukan (misformation), penutur membentuk suatu frase atau Kalimat yang tidak sesuai kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi frase atau kalimat menjadi salah (penyimpangan) kaidah bahasa.
d.      Kesalahurutan (misordering), penutur menyusun atau mengurutkan unsur-unsur bahasa dalam suatu konstruksi frase atau kalimat di luar kaidah bahasa itu. Akibatnya frase atau kalimat itu menyimpang dari kaidah bahasa.
e.       berdasarkan taksonomi komparatif, kesalahan dibedakan menjadi 4 (empat) tataran kesalahan. Berikut adalah keempat jenis kesalahan berdasarkan taksonomi komparatif[8].
1)      Kesalahan interlingual disebut juga kesalahan interferensi, yakni: Kesalahan yang bersumber (akibat) dari pengaruh bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2).
2)      Kesalahan intralingual adalah kesalahan akibat perkembangan. Kesalahan berbahasa bersumber dari penguasaan bahasa kedua (B2) yang belum memadai.
3)      Kesalahan ambigu adalah kesalahan berbahasa yang merefleksikan kesalahan interlingual dan intralingual. Kesalahan ini diakibatkan kesalahan pada interlingual dan intralingual.
4)      Kesalahan unik adalah kesalahan bahasa yang tidak dapat dideskripsikan berdasarkan tataran kesalahan interlingual dan intralingual[9].
Berdasarkan kategori efek komunikasi, kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi kesalahan lokal dan kesalahan global. Berdasarkan jenis penyimpangan bahasa, kesalahan lokal adalah kesalahan konstruksi kalimat yang ditanggalkan (dihilangkan) salah satu unsurnya. Akibatnya proses komunikasi menjadi terganggu. Misalnya: penutur menggunakan kalimat atau tuturan yang janggal atau “nyeleneh” saat berkomunikasi.
 Adapun kesalahan global adalah tataran kesalahan bahasa yang menyebabkan seluruh tuturan atau isi yang dipesankan dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis, menjadi tidak dapat dipahami.
Akibat frase ataupun kalimat yang digunakan oleh penutur berada di luar kaidah bahasa manapun baik Bahasa pertama maupun Bahasa kedua.
Sumber kesalahan berbahasa secara tersirat sudah dapat dipahami oleh anda dalam sajian sebelum ini. Penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh para penutur, terutama anak (siswa) dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa.
Berdasarkan kategori taksonomi kesalahan atau kekeliruan bahasa, anda sudah dapat memprediksikan sumber-sumber kesalahan bahasa. Dalam konteks ini sumber kesalahan itu adalah “Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar.” Dari parameter penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar kemudian dihubungkan dengan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, itulah sumber yang utama untuk penyimpangan bahasa dalam sajian ini.
Penyimpangan bahasa yang diukur berada pada tataran (wilayah) fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan wacana yang dihubungkan dengan faktor-faktor penentu dalam komunikasi.

BAB III
                                            METODE PENELITIAN               

1.       Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014-2015, pada bulan November sampai dengan bulan April 2014.

Dalam karya tulis ilmiah ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Yaitu pendekatan yang menekankan pada pembangunan naratif atau deskripsi tekstual atas fenomena yang diteliti dan sebagai gambaran secara jelas mengenai suatu hal atau fenomena yang akan diteliti. Para remaja zaman sekarang jarang menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.

Data adalah semua keterngan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian  yang dimaksud.
Data penelitian ini diambil dari para remaja yang menggunakan penyimpangan bahasa kemudian penyimpangan tersebut dikumpulkan dan dicatat kesalahan-kesalahan yang ada dalam komposisi dan selanjutnya diklasifikasikan, komposisi ini dijadikan data penulisan karena data ini dapat diamati secara langsung dalam bentuk tertulis, sehingga memudahkan proses identifikasi dan klasifikasi kesalahan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah mahasiswa UINSA Surabaya melalui Observasi dan diperoleh dari data tertulis yaitu, buku, kepustakaan, dan dari literatur di internet yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara obsrvasi.
Observasi adalah suatu prosess pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai fenomena Baik dalam situasi sebenarnya  maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi digunakan untuk mengumpulkan data sebagai berikut :
1.      Penyimpangan bahasa yang digunakan para remaja zaman sekarang.
2.      Bentuk-bentuk dan contoh penyimpang bahasa yang digunakan remaja sekarang.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Deskripsi Kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode- metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutny, dan mencarinya bila diperlukan.
Setelah data diredukasi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami.
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan Verifikasi.



Pada zaman globalisasi yaitu zaman sekarang zamannya teknologi yang canggih yang sangat mempengaruhi pemuda indonesia. Pada zaman inilah pemuda indonesia berlomba untuk menampilkan diri bahwa dirinya gaul, maka dari itu timbul prilaku yang tidak teratur, dan termasuk bahasa tidak sesuai dengan kamus besar bahasa indonesia.
Penyimpangan bahasa tidak jauh beda denngan dengan bahasa alay, atau yang biasa disebut bahasa gaul, yaitu merupakan bahasa anak muda masa kini, sebenarnya penggunaan bahasa anak muda dirasa kurang pas dan menyipang, karena penggunaan bahasa gaul yanng marak dipopulerkan oleh anak-anak remaja sekaranng.
Pada bab ini akan dibahas bentuk-bentuk apa saja dalam penyimpangan bahasa beserta contohnya:
Penggunaan bahasa menyimpang seperti ini tidaklah efektif dan komunikatif jika digunakan sebagai bahasa sehari-hari dan tidak sopan meskipun digunakan dalam bahasa pergaulan. Bahasa ini sering diucapkan oleh remaja saat ini, yanng seharusnya tidk pantas didengar apalagi dikalangan anak-anak, selain menyimpang bisa menyebabkan konflik dikalangan remaja.
Contohnya:
“Kampret”                   “Brengsek”
“Setan”                        “Sialan”
“Anjing”                      “Kurang ajar”
“Tolol”                        “Sinting”
“Asu”                          “Jancok”
“Babi”                         “Jancok”
“jelek”                         “Bodoh”
Penggunaan bahasa tidk baku (gaul) sering  digunakan di;lingkungan kita pengungkapan bahasa indonesia yang menyimpang dari bahasa sebenarnya.
contohnya:
“Ternyata lu doyan juga nasi goreng brow..!
“Lhaa.. iya keles’
“idiih Kemal (kepo maksimal)
“kepo deeh”
“Dasar Geje : gak jelas
“Galau banget hari ini”
“BTW, lu dimana sekarang ?
“lgi Otw ni... bentar ya.
A: Woy gw kmaren abis beli baju tauu..
B: Teruuss.....?
            A: Ya gak gimana-gimana, Cuma pengen cerita aja..
            B: Gw peduli gitu.
“ Ehh.. gw denger-denger lu sakit ya ? GWS (Get well soon) ya..
“Dasar lu bisanya Cuma Hoak (Bohong) doang..
“Kamseupay euuhhh... (kampungan sekali, udik, payah)
“Langsung kicep (Berdiam diri) gw ngeliat cewek cantik itu..
“Kudet (Kurang updet) siih... makanya ketinggalan zaman.
“bgini ni yang LDR (Long distance relationship/Pacaran jarak jauh).
“ngapain sih lo telpon gw tengah malem gini ? rempong deh..
“Gokil soobb... kece abiiss kita hari ini..
“uuuuhh Unyu banget siih kamu..
A: lo udah ngerjain tugas Bahasa Indonesia ?
            B: Woles (santai) aja broow.. masih lama ini.
Karena seseorang pemuda ingin terlihat pintar dan gaul timbul penggabungan bahasa asinng, contohnya :
“Sorry ya.. aku telat, soalnya kesingan.
“Oke, aku lgi otw nih..
“Besok jangan lupa ya bawa buku And alat tulisnya..
“ Sebenarnya lo milih dia Or dia ?
“Thank you, atas ucapannya.
“Love you sayang..
“Yes... tenang aja..
“Happy Birthday yaa..
“good nigh.. semoga mimpi indah
“Selamat malam Have a nice dream sayang..
“Lo gw End.. gak usah hubungin gw lagi..

Mengapa anak-anak bisa mengatakan kata-kata kasar dan jorok? Dibawah ini akan dijelaskan faktor-faktor penyebab pemerolehan bahasa kotor (jorok) pada anak usia 4 tahun yaitu sebagai berikut:
Karena secara tidak langsung anak-anak menikmati reaksi orang-orang di sekitarnya dan mencontohnya, seperti ia ditertawakan seolah-olah itu lucu dan menghibur, atau diperhatikan dengan rasa kaget dan ingin tahu dari lingkungannya.
Anak berkata kasar atau jorok bisa juga karena ia menirunya dari teman di sekolah, sekadar iseng, atau saat ia merasa marah dan mengetahui bahwa kata tadi bisa memancing kekesalan orang lain.
Begitu anak melontarkan kata kotor, anak segera mendapat perhatian dari orangtua maupun orang dewasa lainnya, sekalipun perhatian itu berbentuk teguran atau amarah.
Ada perasaan senang yang dialami anak saat berhasil mengejutkan orang lain. Ketika anak bisa membuat orang dewasa shock, seketika ia merasa bisa mengungguli orang dewasa tersebut.
Anak mungkin menggunakan kata-kata kotor itu untuk mengekspresikan perasaan marah, kesal, atau kecewa pada orang lain.
Anak mempunyai suatu perasaan bermusuhan terhadap orang dewasa. Selama ini ia mungkin merasa terlalu ditekan, dibatasi, atau mungkin juga merasa diperlakukan dengan kasar, akibatnya ia jadi berkeinginan untuk memberontak dan agresif melawan orang dewasa. Pandangan salah bahwa kata kotor adalah bagian dari kedewasaan Anak berpikir bahwa kata kotor adalah kata yang wajar digunakan oleh orang-orang dewasa. Karena ingin merasa dewasa, anak pun menggunakan kata kotor.
Anak yang sudah mulai menginjak usia remaja berjuang untuk mendapat penerimaan dari kelompok teman-teman sebayanya. Beberapa anak mengira bahwa dengan bicara kotor, ia akan dipandang gaul, berani, atau macho oleh teman-temannya.
Disamping faktor diatas, ada faktor-faktor lainnya yang merupakan penyebab pemerolehan bahasa kotor (jorok) pada anak usia 4 tahun yaitu sebagai berikut:
a)      Televisi
Maksud dari televisi ini tentu hanya program-program yang tidak pantas di tonton oleh anak, seperti sinetron yang mungkin mengandung adegan kekerasan dan ucapan-ucapan yang tidak baik. adegan bermesraan yang belum pantas untuk diketahui oleh seorang anak. Film kartun yang banyak mengeluarkan kata-kata kasar karena ceritanya tentang perang atau lain-lain.
b)     Memarahi Anak dengan Kata-Kata Kasar
Kita terkadang kita tidak menyadari saking jengkel atau kesalnya kita pada anak,  kita tidak sadar memarahi dia dengan kata-kata kasar dan hal ini harus kita hindari karena berdampak tidak baik pada anak, kita cari cara lain untuk marah. Misalnya dengan menasehati bahwa perbuatan seperti itu tidak benar dan kita tunjukan hal yang benar pada anak.
c)      Bertengkar di Hadapan Anak
Hal ini sangat penting sekali untuk dihindari, jangan kita bertengkar dengan siapapun di depan anak apalagi sampai mengatakan kata-kata yang tidak baik, karena anak akan sangat cepat meniru dan mungkin anak akan melihat kita sebagai sosok pemarah.

d)     Memperdengarkan Lagu-Lagu Tentang Kekerasan
Faktor ini perlu juga untuk kita hindari, misal seorang ayah suka dengar lagu-lagu yang ada kata-kata kasarnya, maka kita sebagai orang terdekat wajib mengingatkan. Kalau mau mendengarkan lagu tentang kritik pada pemerintah atau yang lain jangan sampai di dengar anak-anak.
e)      Memperdengarkan Lagu-Lagu Tentang Cinta
Fenomena ini sering terjadi banyak sekarang anak-anak SD bahkan TK yang sudah mengetahui pacaran. Ini sungguh sangat di sayangkan. Mungkin juga hal ini terjadi karena pengaruh dari lagu-lagu cinta yang sering anak dengar atau tontonan. Kita tentu tidak ingin generasi kita menjadi generasi yang rusak. Jadi tugas kita sering-seringlah memperdengarkan lagu anak-anak yang mengandung contoh yang baik untuk mereka.


BAB V

“Kampret”             “Brengsek”
“Setan”                  “Sialan”                                                       
“Anjing”                “Kurang ajar”
“Tolol”                  “Sinting”
“Asu”                    “Jancok”
“Babi”                   “Jancok”
“jelek”                   “Bodoh”

contohnya:
“Ternyata lu doyan juga nasi goreng brow..!
“Lhaa.. iya keles’
“idiih Kemal (kepo maksimal)
“kepo deeh”
“Dasar Geje : gak jelas
“Galau banget hari ini”
 “BTW, lu dimana sekarang ?
“lgi Otw ni... bentar ya.


Karena seseorang pemuda ingin terlihat pintar dan gaul timbul penggabungan bahasa asinng, contohnya :
“Sorry ya.. aku telat, soalnya kesingan.
“Oke, aku lgi otw nih..
“Besok jangan lupa ya bawa buku And alat tulisnya..
“ Sebenarnya lo milih dia Or dia ?
Faktor yamg pemerolehan penyimpangan bahasa yaitu:
1. keluarga dan lingkungan
2. Temen bermain
3. . Keinginan Mendapat Perhatian
4.  Ada Kesenangan yang diperoleh dari Mengejutkan Orang Lain
5.  Keinginan Melepaskan Emosi Marah dan Kecewa
6.  Keinginan memberontak
7. Keinginan diterima Teman Sebaya


 [1]Syafe’i Iman. Retorika dalam Menulis., (Jakarta: Depdikbud 1988),   17
[2]Nrhadi, Roekhan. Kesalahan bahasa (Bandung: 1990),21
[3]Ibid,  22
[4] Alwasilah, Sosiologi bahasa(Bandung: Angkasa1985). 12
[5] Alwasih. Ibid 15
[6] Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar.( Jakarta: Gramedia, 1983)29
[7] Badudu, Ibid 31
[8] Husein. Fonologi Bahasa Indonesia.(Jakarta:1996)11
[9] Husen, Ibid 13