A. Perkembangan Kebudayaan Indonesia
Kebudayaan Indonesia itu bukanlah sesuatu yang padu dan bulat, tetapi adalah sesuatu yang terjadi dari berbagai unsur suku bangsa, sebagaimana diketahui bahwa unsur sejarah yang menuntut perkembangan kebudayaan Indonesia itu terbagi dalam lima lapis, yaitu:
1. Kebudayaan Indonesia Asli
Tentulah kebudayaan Indonesia asli, sebelum kedatangan kebudayaan India adalah hasil pertumbuhan sejarah yang berbeda-beda di berbagai pulau di Indonesia yang luas ini. Di Indonesia terdapat luas banyak bahasa daerah dan dalam hukum adat pun jelas kelihatan perbedaan yang nyata antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain seperti dalam kebudayaan-kebudayaan yang bersahaja yang lain dalam sejarah bangsa bangs Indonesia sebelum datang kebudayaan India itu pun dapat dikatakan mempunyai cara berpikir yang kompleks yaitu bersifat keseluruhan dan emosional, yaitu amat dikuasai oleh perasaan, kepercayaan kepada roh-roh dan tenaga-tenaga yang ghoib, mereseapi seluruh kehidupan baik kehidupan manusia secara individu, maupun kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan.
Pengetahuan itu bukanlah diperoleh karena penyelidikan, tetapi sebagai pusaka dari nenek moyangnya yang roh-rohnya dianggap masih hidup bersama-sama di dalam masyarakat. Dalam hubungan adat yang mengatur seluruh kehidupan dan yang dikuasai oleh roh-roh dan tenaga yang hobi itulah maka masyarakat bersahaja itu konservatif dan statis sifanya. Ciri yang lain dari pada masyarakat Indonesia yang lama ialah berkuasa nilai solidaritas. Susunan masyarakat merupakan persekutuan yang kecil yang hidup dalam desa atau mengembara dalam lingkungan daerah yang tertentu.
Suatu ciri juga di masyarakat Indonesia asli itu ialah besarnya pengaruh perhubungan darah. Persekutuan itu terjadi dari satu atau beberapa suku dan perhubungan di dalam maupun di antara suku-suku itu diatur oleh adat. Kehidupan ekonomi dalam masyarakat-masyarakat yang kecil itu tentulah sangat terbatas sebagai besar keperluan dan bahan-bahan keperluan manusia masih dapat diambil dengan mudah dari alam yang luas, baik untuk makanan, maupun untuk keperluan yang lain, seperti ramuan-ramuan, alat pembakaran dan obat-obatan, karena kedudukan agama yang sangat kuat dalam kebudayaan Indonesia asli itu, maka kehidupan ekonomi rapat sering ditentukan oleh syarat-syarat agama.[1]
Kalau kita simpulkan uraian tentang nilai-nilai kebudayaan Indonesia asli ini dapat dikatakan bahwa kebudayaan itu dikuasai oleh nilai agama yang diikuti oleh solidaritas dan nilai kesenian. Sedangkan dalam sifatnya dalam demokrasi, nilai kuasa dalam susunan masyarakat adalah lemah. Nilai ilmu lemah karena pemikiran yang berasio belum berkembang.[2]
2. Kebudayaan India
Pada permulaan kurun masehi bangsa Indonesia berkenalan dengan kebudayaan Hindu yang datang dari India. Meskipun kebudayaan Hindu yang datang dari India itu telah lebih maju dari kebudayaan Indonesia asli, tetapi pada pokoknya, kebudayaan Hindu pun bulat bersahaja, dalam arti bahwa dalam kebudayaan itupun berkuasa agama berdasarkan cara berpikir kompleks dan emosional. Sementara itu dalam kebudayaan Indonesia aslipun susunan pikiran badi-pribadi yang dengan sadar memikirkan dan mengatur dalam susunan pikirannya tentang roh-roh dan tenaga-tenaga yang ghoib, tentang manusia dalam hubungan alam dan masyarakat, tentang bahwa tentang bangunan-bangunan.
Berhubungan tentang perkembangan kebudayaan India itu tak bolehlah dilupakan timbulnya kepandaian menulis, yang memberi kesempatan yang luar biasa kepada pikiran-pikiran dan pengalaman-pengalaman untuk berkembang. Pengaruh kebudayaan India itulah adanya kebudayaan Indonesia asli yang bersifat kebudayaan persekutuan-persekutuan yang kecil dengan kemungkinan-kemungkinannya yang kecil, mulai bergerak, beberapa dari republik desa yang kecil itu oleh pengaruh kebudayaan yang baru datang itu mendapat kedinamisan, meluaskan diri dengan menguasai persekutuan-persekutuan di sekitarnya.
Dari uraian di ini jelas bahwa dalam kebudayaan India yang menjadi dasar dari feodalisme dalam sejarah Indonesia, nilai yang tertinggi adalah nilai agama.[3]
3. Kebudayaan Islam
Pada abad keempat belas atau mungkin sudah abad ketiga belas masehi, bangsa Indonesia berkenalan pula dengan kebudayaan yang baru, yaitu kebudayaan Islam atau barangkali dapat disebut kebudayaan Arab-Islam. Dari ayat-ayat al-Qur’an, kitab suci agama Islam, disimpulkan dengan perhubungan Allah, manusia dan alam. Diciptakannya alam semesta dan diaturnya segala sesuatu menurut rancangannya dan hukumnya.
Dalam perkembangan Islam yang cepat sesudah abad pertama hijriah, dalam waktu yang pendek, kebudayaan Islam berkenalan degna filsafat kebudayaan Yunani kuno dengan perantaraan terjemahan yang dibuat ke dalam bahasa Arab, ahli-ahli Islam mengunjungi negeri-negeri asing, mempelajari kebudayaan dan geografi, banyak kebudayaan yang lain menjadi bagian yang penting dari kebudayaan Islam sehingga tak berlebih apabila kita berkata bahwa kebudayaan Islam pada permulaan abad pertengahan adalah kebudayaan umat manusia yang pertama dengan sadar dengan mencerna segala kebudayaan di Barat dan Timur yang ada di zaman itu.[4]
4. Kebudayaan Modern
Kebudayaan modern ini dapat juga disebut kebudayaan modern Eropa-Amerika haruslah kita anggap bermula pada zaman renaissance. Kebudayaan Yunani tersebut, baik ke arah Asia maupun ke arah Eropa, tetapi terutama sekali di sektor laut tengah, ciri yang terpenting dari pada ilmu modern ialah kekuatan disiplin, cara-cara berpikir dan penyelidikannya yang menuju pengetahuan positif yang teliti.
Hal ini disebabkan oleh kemajuan pemikiran matematika yang mendapat kesempatan berkembang lebih cepat dengan memiliki angka-angka Arab. Prosedur dengan cara menyatakan dalil-dalil ilmu yang dipakai oleh Rutherford, Einstain dan Poincare masih sama seperti yang dipakai Galileo, Kepler dan Fermat?. Faktor revolusi ilmu yang dalam bad ke-17 adalah kenekatan orang yang menghendaki observasi dan eksperimen untuk mendapatkan bukti tiap-tiap ilmu.[5]
5. Kebudayaan Bineka Tunggal Ika
Setiap kita mengikuti sejarah kebudayaan Indonesia dengan perurutan keempat kebudayaan yang berbeda-beda konfigurasinya, dapatlah kita sekarang memahami kesatuan kebudayaan Indonesia dengan bermacam-macam penjelmaannya yang biasanya kita sebut Bineka Tunggal Ika.
demokrasi dunia modern yang abstrak mendesak demokrasi perasaan yang konkret di desa-desa mengalahkan kekuatan hierarki feodalisme kebudayaan Hindu dan mendorong mempertimbangkan kembali asas-asas kebudayaan Islam di tengah masyarakat sekuler yang anggota-anggotanya memeluk bermacam-macam agama. Telah jelas bahwa disisi itu kita hadapi pula bermacam-macam kebudayaan baik dari kebudayaan modern.[6]
B. Definisi Menurut Ilmu Antropologi
Definisi yang menganggap bahwa “kebudayaan” dan “tindakan kebudayaan” itu adalah segala tindakan yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar. Kata kebudayaan dan kultur, kata “kebudayaan” berasal dari kata sansekerta juddhaya yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”.
Beda kebudayaan dan peradaban, disamping istilah “kebudayaan” ada pula istilah “peradaban” hal yang terakhir adalah sama dengan istilah Inggris civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus, maju dan indah. Seperti misalnya kesenian ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan dan sebagainya. Bahwa kebudayaan itu ada tiga wujud yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah ideal dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau difoto. Sekarang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan dalam disk, arsip, koleksi micro film dan microfish, kartu komputer, silinder dan pita komputer. Ide-ide dan gagasan masih banyak yang hidup bersama dalam suatu masyarakat itu.
Wujud kedua dari kebudayaan yang disebut sistem sosial atau social system, mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri, aktifitas manusia-manusia dalam suatu masyarakat, sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan didokumentasi.
Ketiga wujud dari kebudayaan terurai di atas, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tentu tak terpisah satu dengan yang lain. Sungguh ketiga wujud dari kebudayaan tadi erat berkaitan, toh untuk keperluan analisa perlu diadakan pemisahan yang tajam antara tiap-tiap wujud itu.[7]
Unsur-unsur kebudayaan
- Pemakaian yang menerangkan fungsi itu sebagai hubungan guna antara sesuatu hal dengan sesuatu tujuan yang tertentu (misalnya mobil mempunyai fungsi sebagai alat untuk mentransport manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain).
- Pemakaian yang menerangkan kaitan korelasi antara satu hal dengan hal yang lain (kalau nilai dari satu hal x itu berubah maka nilai dari suatu hal yang lain yang ditentukan oleh x tadi juga berubah).
- Pemakaian yang menerangkan hubungan yang terjadi antara satu hal dengan hal-hal lain dalam suatu sistem yang terintegrasi (suatu bagian dari suatu organisma yang berubah, menyebabkan perubahan dari berbagai bagian lain, malahan sering menyebabkan perubahan dalam seluruh organisme).[8]
C. Teori dan Metode dalam Antropologi Budaya
Telah lama manusia tertarik pada kebiasaan-kebiasaan atau kebudayaan dari manusia lain, namun baru lebih kurang dalam 100 tahun terakhir ini studi tentang kebudayaan manusia diterapkan sedemikian, sehingga studi ini dapat disebut suatu studi yang ilmiah.
1. Teknik-teknik apa saja yang digunakan dalam penelitian-penelitian sebelum terjun ke lapangan. Seorang ahli antropologi lebih dahulu mendalami semua bahan-bahan dan keterangan yang ada tentang kebudayaan yang dipelajari.
KESIMPULAN
Kalau kita simpulkan uraian tentang nilai-nilai kebudayaan Indonesia asli ini, dapat dikatakan bahwa kebudayaan itu dikuasai oleh nilai solidaritas dan nilai kesenian. Sedangkan dalam sifatnya dalam demokrasi, nilai kuasa dalam susunan masyarakat adalah lemah, nilai ilmu lemah karena pemikiran yang berasio belum berkembang. Unsur-unsur kebudayaan.
1. Kebudayaan yang menerangkan fungsi itu sebagai hubungan guna antara sesuatu hal dengan sesuatu tujuan yang tertentu.
2. Pemakaian yang menerangkan hubungan yang terjadi antara satu hal dengan hal yang lain.
3. Pemakaian yang menerangkan hubungan yang terjadi antara satu hal dengan hal-hal lain dalam suatu sistem yang terintegrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ihromi. 1996. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Jl. Palju.
Koenjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ronjanbar, Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bogor: Rancomaya.
[1] Jacobus Ronjanbar, Sistem Sosial Budaya Indonesia, (Bogor: Jl. Rancomaya, 2006), 76-78.
[2] Ibid., 81.
[3] Jacobus Ronjanbar, Sistem Sosial Budaya Indonesia, (Bogor: Jl. Rancomaya, 2006), 76-78.
[4] Ibid., 88.
[5] Ibid.,97.
[6] Koenjara Ningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 179.
[7] Ibid., 187.
[8] Ibid., 213.
No comments:
Post a Comment